Rabu, 30 Oktober 2013

11 AZAS KEPEMIMPINAN........




11 AZAS KEPEMIMPINAN


Peri Monjuli


Assalamu’alaikum Warohmatulahi Wabarokatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Mengawali pembicaraan dalam tulisan ini. Izinkan, saya mengutip kalimat seorang Pujangga yang amat terkenal, Terentius. Dia mengatakan; “Homo Suum Humani Nihil A Me Alienum Puto” (sebagai manusia dan sebagai makhluk manusia. Saya tidak sanggup, menatap berbagai keprihatinan yang menimpa manusia).

Ketika masyarakat, tak lagi menghargai Moralitas sebagaimana mestinya maka yang paling terkena dampaknya, dan berimplikasi sangat luas terhadap kehidupan adalah jagad politik. Oleh karena, Makna Substantif politik adalah moralitas maka dari sisi tujuan dan realitanya, jagad politik tidak dapat dipisahkan dari moralitas.

“Politik tanpa Moralitas” akan kehilangan esensinya yang paling fundamental. Jika ia, telah kehilangan esensinya maka politik akan menjadi mesin penghancur yang sangat efektif bagi semua tata kehidupan. Sebab moralitas, dalam jagad politik adalah kapasitas yang dapat membedakan kebijakan, tindakan, dan perilaku politik yang benar dan yang salah.

Atas dasar perbedaan itulah, semestinya para politisi bertindak dan berperilaku. Selanjutnya, dengan Moralitas itu pula mereka merasa mendapat penghargaan diri ketika dapat menerapkan standar itu pada kebijakan dan perilaku politik mereka, dan sebaliknya merasa bersalah atau setidak-tidaknya malu ketika mereka melanggar standar norma tersebut.

Dalam konteks pelaksanaan Pemilihan Umum 2014 yang akan datang ini, tepatnya pada tanggal 9 April 2014 masyarakat berbondong-bondong menuju ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih wakil-wakilnya yang duduk di Lembaga Legislatif, baik itu DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota sehingga pelaksanaan demokrasi perwakilan yang kita anut ini dapat memberikan harapan dan perubahan bangsa kearah yang lebih baik dalam upaya mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Namun dalam konteks demokrasi perwakilan rakyat di DPRD Kota Jambi, semua elemen dan komponen masyarakat bersama-sama dengan pemerintah berkomitmen bahu-membahu untuk membangun dan menciptakan kehidupan masyarakat di “Bumi Tanah Pilih Pesako Betuah” dengan ber-Keadilan dan Kemakmuran, serta menumbuhkembangkan kesadaran Kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negara dengan semangat Patriotisme yang ber-Nasionalis dan Religius untuk menuju masyarakat yang adil dan sejahtera, ber-Moral dan ber-Martabat.

Mengutip pernyataan Profesor Sayidiman Suryohadiprojo (1996:4-5), dia menyebutkan bahwa sebelas azas kepemimpinan yang berwibawa, visioner, berani dan bersih. Dan diatas semua itu, seyogyanya seorang wakil rakyat yang memimpin masyarakat di daerah pemilihannya mampu, dan mesti bisa melayani masyarakat yang memilih dan mempercayainya sehingga cita-cita masyarakat tercapai melalui hasil-hasil pembangunan yang dilaksanakan pemerintah melalui wakil-wakilnya di DPR RI dan DPRD, “Bukan minta dilayani” tegasnya.

Adapun, sebelas Azas Kepemimpinan itu, yakni :

1.   Taqwa

Percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai syarat mutlak kepemimpinan. Sebagai warga Negara beragama ciri pemimpin yang takut akan Tuhan, amatlah dibutuhkan saat ini. Menjalankan amanat rakyat sejatinya, juga mejalankan perintah Tuhan. Karenanya prinsip-prinsip dalam mengelola kekuasaan harus didasari dengan nilai-nilai religius yang menjadi pemandu utama. Pemimpin yang takut akan Tuhan bahkan sudah menjadi definisi utama Kepemimpinan modern yang ditentukan secara demokratis.

2.   Ing Ngarso Sung Tulodo

Seorang pemimpin harus berdiri di depan. Sebagai pemimpin harus berdiri di depan sebagai pemimpin untuk memberi teladan yang baik. Bukan sebaliknya menunjukkan perilaku yang im-moral dan tidak manusiawi. Tidak sedikit, pemimpin yang menggunakan kekuasaannya untuk bertindak amoral.
 
3.   Ing Madya Mangun Karsa

Pemimpin mesti berada ditengah-tengah untuk memberi bimbingan. Disinilah mitra kesetaraan hubungan Pemimpin-Rakyat amat diperlukan untuk membangun komunikasi secara kolegialitas. Hal ini patut, karena masyarakat sekarang hidup dalam alternatif, dan kepentingan yang makin majemuk yang membutuhkan kompromi, serta ketegasan dalam menentukan prinsip pengambilan sikap.

4.   Tut Wuri Handayani

Dari belakang seorang pemimpin senantiasa harus memberi motivasi/mendorong rakyat kepada kemajuan. Bukan malah memprovokasi dan mengagitasi, apalagi membodohi rakyat dengan berbagai manuver dan siasat jahat.

5.   Waspada Purba Wisesa

Seorang pemmpin harus berpikir jauh, dan selalu mewaspadai terhadap segala kemungkinan buruk yang terjadi di masyarakat. Untuk itu, ia harus terjun dan selalu menyatu dengan rakyatnya. Kapan, dan dimana saja antara lain untuk menangkap getar suasana batin rakyatnya. Baik dalam suka terlebih duka.  

6.   Ambag Paramaartha

Pemimpin harus tahu memprioritaskan sesuatu dalam menghadapi dan memecahkan persoalan. Jangan sampai, pemimpin lebih mengutamakan pembangunan kasatmata (mercusuar) yang bombastis, enak dan prestius dipandang mata, atau mengakomodasi kepentingan pemodal daripada mengurus dan mempertahankan hal-hal urgen, seperti menjaga stok kebutuhan pokok masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan bagi warganya, memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara adil dan makmur.

7.   Prasaja 
  
Pemimpin sejatinya mengutamakan kesederhanaan sebagai identitas kekuasaannya. Kesederhanaan bukan saja, tampak dalam penampilan. Tetapi juga dalam kata-kata yang mudah dicerna masyarakat sebagai bentuk hubungan komunikasi yang merakyat dan empatik. Bukan kata-kata bombastis, yang sering bikin rakyat geleg-geleng kepala, tapi bermakna hampa dan tak berisi.

8.   Satya

Setiap pemimpin harus setia terhadap organisasi, atasan, sesama, dan orang yang dipimpinnya. Artinya, loyalitas dan kesetiaan menjadi kunci kesuksesan seorang pemimpin. Pemimpin yang setia dengan rakyat akan selalu didukung dalam setiap kiprah pengambilan keputusannya tanpa merasa canggung, atau takut. Namun bukan berarti dengan begitu, pemimpin tersebut serta merta jauh dari penolakan. Perlu diingat, tidak ada pemimpin yang sukses jika ia tidak bersedia untuk ditolak. Itu berarti pemimpin harus bisa “me-Manage” setiap konflik kepentingan yang ada dalam masyarakat dengan arif, bijak dan secermat-certmatnya. Ibaratnya,”Mengangkat Batu dari Dalam Air. Jangan Sampai, Air menjadi Keruh”.

9.   Gemi Nastiti

Hidup hemat batin dan lahir. Maka untuk menjadi pemimpin dia harus bisa hemat. Prinsip hemat, yang digayutinya akan tercermin dalam setiap kebijakan-kebijakan dengan mempertimbangkan kelayakan dan keefektifan, serta efisiensi proses dan dampak. Oleh karena itu, pemimpin yang bertife demikian, diharapkan tidak memiliki kebiasaan menghabiskan (konsumtif) tetapi mampu meremajakan, membudidayakan hasil-hasil pembangunan untuk kepentingan orang lebih banyak pada masa yang akan datang.

10. Belaka

Jujur dalam arti rohaniah, sikap, kebenaran maupun keuangan. Banyak pemimpin yang tidak pernah jujur pada dirinya sendiri apalagi pada orang lain (rakyatnya). Richard Foster (1985) mengatakan; uang, seks, dan kekuasaan merupakan tiga hal yang tidak pernah akan hilang sebagai godaan yang sesekali bakal menyusup masuk ke dalam diri seorang pemimpin hingga ia pun terlena, dan dibuat mabuk oleh ketiga hal diatas. Itu sebabnya, tantangan terbesar dalam diri seorang pemimpin adalah bagaimana membuat uang, seks dan kekuasaan tunduk pada orientasi yang lebih mulia, yakni menciptakan kemuliaan dirinya dihadapan Tuhan dalam wujud pelayanan yang dilandasi kemurnian dan ketulusan sikap hati kepada sesamanya.

11. Legowo

Ikhlas, rendah hati dan tahu diri. Ini ciri pemimpin yang agak dilupakan dewasa ini. Keikhlasan untuk menerima kritik atau menerima kekalahan, rendah hati dalam menempatkan kekuasaan sebagai panggilan hidup untuk melayani merupakan hal termulia yang harus dimiliki seorang pemimpin. Sayang tidak sedikit, yang setelah menjadi pembesar, dia lantas menjadi lupa diri, lupa daratan, lupa pada janji-janjinya, lupa pada orang yang telah mempercayai dan memilihnya. Disinilah, kekuasaan berubah menjadi kekuatan yang destruktif, dan menghancurleburkan keharmonisan yang ada dalam lingkungan masyarakat.

Sebelas azas kepimimpinan diatas, amat penting untuk direnungi terutama bagi calon-calon wakil rakyat di Kota Jambi untuk menjadi pemimpin dari perwakilan rakyat dengan menjadi wakil-wakilnya di DPRD Kota Jambi pada Pemilihan Umum 9 April 2014 nanti. Sehingga momentum pemilihan umum yang akan datang tersebut, menghasilkan para legislator-lagislator terbaik bangsa yang berkualitas dan berintegritas membawa kehidupan bangsa kearah yang lebih baik. Kuncinya adalah komitmen para wakil-wakil rakyat di DPRD Kota Jambi untuk melayani dengan segenap dan setulus hati kepada rakyat.

Melayani, berarti selalu rela mengosongkan diri demi pemenuhan pada diri orang lain. Spirit ini, akan meleburkan kekuasaan yang dimiliki seorang pemimpin menjadi kekuatan penuh yang melahirkan rasa tanggung jawab yang tinggi (highest responsibility) terhadap tuntutan perbaikan kesejahteraan masyarakat di Kota Jambi khususnya. Tanpa itu, sia-sialah menjadi pemimpin. Anda justru akan menjadi bahan perolokan dan banyolan rakyat dengan perilaku anda yang tidak dikehendaki rakyat sebagai wakilnya di Lembaga Legislatif seperti cita-cita dan janji kampanye anda, saat anda mencalonkan sebagai calon legislator rakyat mewakil daerah pemilihannya duduk di Lembaga DPRD.

Semoga, tulisan ini bermanfaat. Suara andalah, yang paling sangat menentukan nasib masa depan arah kehidupan seluruh rakyat di “Bumi Tanah Pilih Pesako Betuah” pada hari ini, hari esok dan dimasa yang akan datang. Sukseskan Pemilihan Umum 9 April 2014 di Kota Jambi, untuk datang berbondong-bondong ke TPS. Merdeka!!
(disadur dalam artikel tulisan Sutrisno; untuk Merajut Kota Jambi menuju Masa Depan yang Gemilang). 


Mengutip pernyataan Bapak Proklamator kita yang terkenal, Bapak Ir Soekarno dalam pidato Hari Pahlawan tanggal 10 November 1961, yakni bahwa; "BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI DAN MENGHORMATI JASA-JASA PAHLAWANNYA".

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah. Wassalamu’alaikum Warohmatulahi Wabarokatuh. Salam Sejahtera untuk kita semua.

SELAMAT HARI PAHLAWAN

Kota Jambi, 10 Nopember 2013